Hubungan Industrialisasi dengan Kemiskinan
1. Industrialisasi
Kata
industrialisasi berasal dari kata dasar industri yang memiliki arti secara
umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama
dalam menghasilkan laba.
Misalnya "industri musik", "industri mobil", atau
"industri ternak" (id.wikipedia.org, 2010).
Industrialisasi adalah suatu proses
menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan ekonomis yang sama
terhadap suatu siklus rantai nilai
(id.answers.yahoo.com, 2009). Proses ini dapat
terjadi secara alamiah maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu proses
industrialisasi adalah pasar.
Proses industrialisasi, dengan
meminjam istilah dari Dawam Rahardjo-adalah suatu keniscayaan (Dawam Rahardjo,
1995), karena proses ini dianggap sebagai sebuah kunci ke arah kemakmuran yang
didambakan oleh setiap bangsa. Kendatipun bukan satu-satunya, industrialisasi
dapat dianggap sebagai salah satu jalan yang penting dalam mencapai kemakmuran.
Tujuan industrialisasi antara lain:
memperluas lapangan kerja, menambah devisa negara, memanfaatkan potensi sumber
daya alam maupun sumberdaya manusia dan terutama menggerakkan roda perekonomian
suatu bangsa menjadi lebih cepat.
2. Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan
(id.wikipedia.org, 2010).
Kemiskinan adalah ketidakmampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (id.answers.yahoo.com, 2009). Kemiskinan
merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan
(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold).
Garis kemiskinan adalah sejumlah
rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan
makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan
yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi,
serta aneka barang dan jasa lainnya.
Kemiskinan pada umumnya
didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan
keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas
kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kemiskinan kadang juga
berarti tidak adanya akses
terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan.
3. Hubungan Industrialisasi, Kemiskinan dan Sumber Daya Alam Di Indonesia
Industrialisasi
yang berkembang di era sekarang ini menyedot begitu banyak tenaga kerja. Hal
ini telah merubah alur pendistribusian tenaga kerja dari sektor non industri
menuju sektor industri. Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh
oleh tenaga kerja tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung
industrialisasi telah mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Namun ternyata perekonomian Indonesia masih sangat
tegantung pada sumber daya alam (pertanian, hasil hutan, perkebunan,
pariwisata, pertambangan, dan sebagainya). Di pihak lain, tingkat pendapatan
masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan (dan
usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kualitas lingkungan.
Di
samping itu, kita perlu pula memperhatikan kepekaan perubahan kualitas
lingkungan terhadap masyarakat dengan tingkat kehidupan tertentu dalam satu
komunitas tertentu. Umumnya karena daya beli yang lebih kuat (karena itu
mempunyai pilihan yang lebih luas) dan informasi yang lebih lengkap, maka
mereka yang berpendapatan tinggi lebih tidak peka terhadap kualitas lingkungan
yang menurun. Pada kasus di mana kualitas lingkungan udara telah tercemar,
mereka yang berpendapatan tinggi lebih mudah untuk pindah ke lokasi lain dengan
kualitas udara lebih baik, sedangkan mereka yang berpendapatan rendah akan
terjebak dalam lingkungan tercemar tersebut.
Tabel 1. Matriks Ketergantungan Ekonomi terhadap SDA
dan LH dengan Tingkat Pendapatan
Pendapatan Tinggi/
|
Pendapatan Rendah/
|
|
High Income
|
Low Income
|
|
Ketergantungan
ekonomi terhadap SDA dan LH tinggi/ High
economic dependence on natural resources and the environment
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan sedang (misalnya: New Zealand)/ Medium
level of negative impact on prosperity (e.g. New Zealand)
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan
tinggi (misalnya: Indonesia)/ High level of negative impact on prosperity
(e.g. Indonesia)
|
Ketergantungan
ekonomi terhadap SDA dan LH rendah/ Low economic dependence on natural
resources and the environment
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan rendah (misalnya: Singapore)/ Low level
of negative impact on prosperity (e.g Singapore)
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan sedang/ Medium level of negative impact
on prosperity
|
Bila ditinjau lebih mendalam, terlihat ada hubungan
yang saling mempengaruhi antara industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam.
Industrialisasi mempengaruhi kemiskinan melalui tingkat pendapatan yang
diberikan sektor industri. Kemiskinan mempengaruhi tinggkat penggunaan
sumberdaya alam dan proses konservasi sumber daya alam serta lingkungan hidup.
Sumber daya alam merupakan sebagai bahan baku dalam Industrialisasi .
Ref:
http://duniabirulaut.blogspot.com/2012/02/analisis-hubungan-industrialisasi.html
Komentar
Posting Komentar